SOLO, iNewsSleman.id - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun 2013-2015, M Arief Rosyid Hasan mengingatkan para pemuda tentang pentingnya kebudayaan. Kebudayaan harus bisa menggerakkan anak-anak muda agar aktif, dan partisipatif.
“Indonesia sejak 2012 sampai 2038 adalah periodisasi yang penting karena Indonesia mendapatkan bonus demografi. Kalau bonus demografi bisa dipetik, maka kita akan menjadi negara maju seperti Korea, Cina, dan Singapura,” kata Muhammad Arief Rosyid Hasan usai menyampaikan pidato kebudayaan dengan tema “Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045” di Pendopo Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (28/2/2024) malam.
Mengutip pujangga Solo Ronggowarsito, anak muda penting memahami masa lalu untuk berpijak masa kini dan masa depan. Dengan kehadiran media sosial (medsos), anak-anak muda kini jarang membaca, menulis, berinteraksi dengan para senior, dan tokoh-tokoh budaya. Padahal itu sangat penting untuk mengenali dari mana mereka berasal dan menatap masa depan lebih baik.
“Kami ingin meletakkan itu pada anak-anak muda, kami berkeliling dari satu kota ke kota lainnya, sekarang ada di Solo untuk mengirim pesan itu,” ucapnya.
Dikatakannya, Solo sangat kaya dengan budaya dan kota yang sangat revolusioner. Solo merupakan kota yang menjadi awal lahirnya pemikiran untuk kebangkitan nasional, di antaranya lahirnya Serikat Dagang Islam.
Selain itu juga terdapat sejumlah pemimpin, termasuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dinilai sebagai sosok representasi anak muda yang bisa ikut dalam agenda pembangunan. Dirinya berharap anak muda semakin banyak diberi kesempatan menjadi pemimpin. Tanpa kesempatan, mustahil membangun kepercayaan.
Sementara dalam pidato kebudayaan yang disampaikan, Muhammad Arief Rosyid Hasan Solo merupakan salah satu kota penting dalam sejarah perjalanan Republik Indonesia. Solo dengan masyarakatnya, juga merupakan salah satu kota yang masih memegang erat tradisi dan budaya Jawa yang penuh nilai-nilai keluhuran dan kebajikan.
Dalam kurun waktu 5 tahun belakangan, Indonesia ramai membicarakan tentang diskursus terkait Cita Indonesia Emas 2045. Momentum pada Tahun 2045 dipilih karena pada tahun tersebut Indonesia telah mencapai usia 100 sejakkemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
“Diharapkan bahwa usia 100 Indonesia merdeka, Indonesia dapat bertransformasi menjadi negara berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Transformasi kemajuan Indonesia adalah berkaitan dengan transformasi sosial-budaya, transformasi ekonomi dan transformasi tata kelola. Ketiga transformasi tersebut menjadi fokus dan perhatian utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” katanya.
Tolak ukur cita Indonesia Emas 2045 adalah negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi, penduduknya yang sehat dan produktif, berkebudayaan yang maju serta mempunyai kualitas sumber daya manusia yang unggul. Cita Indonesia Emas 2045 saat ini telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2025-2045 yang dibuat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait