SOLO, iNewsSleman.id - Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) GKR Wandansari (Gusti Moeng) mengingatkan generasi muda agar menjaga budi pekerti, tata krama, sejarah dan budaya. Maraknya pengaruh media sosial (medsos) bisa mengalihkan perhatian generasi penerus dari nilai-nilai luhur.
"Budi pekerti adalah cermin kepribadian, dan tata krama adalah cara berinteraksi dengan sesama. Kedua hal ini harus selalu dijaga generasi muda, terutama di era ketika nilai-nilai tersebut sering terabaikan karena arus modernisasi dan digitalisasi," kata Gusti Moeng, Senin (26/8/2024).
Generasi penerus harus tetap fokus pada tanggung jawab besar sebagai pewaris budaya Mataram. Ia juga menekankan pentingnya belajar sejarah dan budaya sebagai upaya untuk memahami akar dan identitas diri. Dengan memahami sejarah, generasi muda dapat menghargai perjuangan para leluhur.
"Sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana memahami posisi kita saat ini dan apa yang harus dilakukan untuk masa depan. Tanpa pengetahuan sejarah, kita seperti pohon tanpa akar," ucapnya.
Kekhawatiran terhadap pengaruh negatif dari media sosial, turut disoroti para tokoh Keraton Solo. Meskipun teknologi membawa banyak manfaat, generasi muda harus bijak dalam menggunakannya. Jangan sampai waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar budi pekerti dan budaya, justru habis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
"Media sosial bisa menjadi alat yang baik jika digunakan dengan bijak, tetapi jangan sampai terjebak dalam arus yang membuat kita melupakan jati diri dan tanggung jawab sebagai penerus budaya Mataram," katanya.
Lebih jauh dikatakan, para sesepuh keraton mengingatkan bahwa tantangan eksistensi budaya saat ini sangat nyata. Modernisasi yang cepat, sering kali membuat generasi muda lebih tertarik pada hal-hal yang instan dan viral, tanpa mempertimbangkan nilai-nilai luhur yang menjadi warisan nenek moyang.
"Harus diingat bahwa kita bukan hanya warga dunia digital, tetapi juga pewaris tradisi dan budaya yang telah dijaga selama berabad-abad. Kita punya tanggung jawab untuk menjaga agar budaya tetap hidup dan relevan di masa depan," tuturnya.
Keraton Solo telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan bahwa generasi muda mendapatkan pendidikan yang baik mengenai budi pekerti, tata krama, sejarah dan budaya. Melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, ditanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak muda agar tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam bertindak dan berperilaku.
"Jangan sampai generasi muda terlena gemerlapnya dunia digital dan melupakan tanggung jawab menjaga warisan leluhur. Belajarlah budi pekerti, saling menghormati, dan pelajari sejarah serta budaya kita. Dengan begitu akan menjadi generasi yang kuat, mampu menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri,” tuturnya.
Pihaknya berharap agar anak muda menghargai warisan budaya yang telah diturunkan leluhur, sambil tetap berkembang dalam dunia yang semakin modern. Tantangan mungkin besar, tetapi dengan budi pekerti, tata krama, dan pengetahuan sejarah, generasi muda Mataram Surakarta dapat mempertahankan eksistensi budaya mereka di tengah arus globalisasi.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait